Tanpa disadari oleh banyak pakar penyakit tumbuhan (fitopatologi) sampai pada dekade ke-8 abad lalu, fitopatologi yang umumnya saat itu masih dianggap sebagai ilmu yang bersifat deskriptif-kualitatif, tiba-tiba saja diperhadaplan pada persoalan baru, yaitu masalah sistem dan penilaian pengukuran yang bersifat dinamis, yang jelas membutuhkan analisis yang bersifat kuantitatif.
Setelah didera berbagai bencana penyakit tanaman yang sering berujung pada kesengsaraan masyarakat, para pakar fitopatologi sampai pertengahan abad lalu, masih asyik dan terpaku dengan penilaian besar atau intensitas penyakit yang timbul akibat interaksi antara faktor-faktor tanaman inang, patogen dan lingkungan.